Masafif – Apakah Anda pernah bertanya-tanya mengapa komputer Anda tidak memiliki drive A dan B? Mungkin Anda berpikir bahwa drive C adalah drive pertama yang ada di komputer Anda, dan drive D, E, dan seterusnya adalah drive tambahan yang Anda pasang sendiri atau berasal dari media eksternal seperti flashdisk atau harddisk eksternal. Namun, ternyata ada alasan sejarah di balik penamaan drive ini.
Sejarah Penamaan Drive
Penamaan drive dengan huruf abjad berasal dari era komputer yang masih menggunakan floppy disk atau disket sebagai media penyimpanan utama. Disket adalah piringan tipis yang dilapisi bahan magnetik yang bisa menyimpan data dalam jumlah kecil, sekitar 1,44 MB untuk ukuran 3,5 inci. Disket pertama kali diperkenalkan oleh IBM pada tahun 1971, dan menjadi standar industri hingga tahun 1990-an.
Pada saat itu, komputer tidak memiliki harddisk internal yang bisa menyimpan data dalam jumlah besar. Oleh karena itu, komputer membutuhkan dua buah disket untuk menjalankan sistem operasi dan program aplikasi.
Disket pertama yang digunakan untuk menjalankan sistem operasi disebut dengan drive A, dan disket kedua yang digunakan untuk menjalankan program aplikasi disebut dengan drive B. Kedua disket ini harus dimasukkan ke dalam slot yang tersedia di komputer, dan harus diganti-ganti sesuai kebutuhan.
Baca juga : Cara Memilih Komputer yang Sesuai dengan Kebutuhan
Munculnya Harddisk
Pada awal tahun 1980-an, harddisk mulai menjadi media penyimpanan internal yang bisa menyimpan data dalam jumlah besar, mulai dari megabyte hingga gigabyte. Harddisk adalah perangkat yang terdiri dari piringan-piringan yang dilapisi bahan magnetik yang berputar dengan kecepatan tinggi, dan bisa dibaca dan ditulis oleh kepala baca/tulis yang terhubung dengan lengan mekanis. Harddisk pertama kali diperkenalkan oleh IBM pada tahun 1956, dan menjadi standar industri hingga sekarang.
Dengan adanya harddisk, komputer tidak lagi membutuhkan disket untuk menjalankan sistem operasi. Harddisk bisa menyimpan sistem operasi dan program aplikasi dalam satu tempat, dan bisa diakses dengan lebih cepat dan mudah.
Namun, untuk tetap kompatibel dengan komputer yang masih menggunakan disket, harddisk diberi label dengan huruf abjad selanjutnya, yaitu drive C. Drive A dan B tetap disisakan untuk disket, meskipun jarang digunakan.
Baca Juga : Cara Mengatasi Masalah Update Windows 10 yang Gagal atau Lambat dengan Mudah
Hilangnya Disket
Pada akhir tahun 1990-an, disket mulai tersingkirkan oleh media penyimpanan eksternal yang lebih canggih, seperti CD-ROM, DVD-ROM, flashdisk, dan harddisk eksternal. Media-media ini bisa menyimpan data dalam jumlah yang jauh lebih besar, mulai dari ratusan megabyte hingga terabyte. Media-media ini juga lebih praktis, karena bisa dipasang dan dilepas dengan mudah melalui port USB atau SATA.
Dengan demikian, disket menjadi usang dan tidak lagi diproduksi. Komputer-komputer baru yang diluncurkan saat ini sudah tidak lagi memiliki slot untuk disket. Namun, Windows masih tetap memberikan label drive A dan B untuk disket, meskipun tidak ada disket yang terpasang. Ini dilakukan untuk menjaga konsistensi dan tradisi penamaan drive yang sudah berlangsung selama puluhan tahun.
Jadi, Drive A dan B adalah peninggalan dari era disket yang sudah tidak lagi digunakan. Drive C adalah drive pertama yang ada di harddisk internal komputer Anda, dan drive D, E, dan seterusnya adalah drive tambahan yang Anda pasang sendiri atau berasal dari media eksternal.
Anda bisa mengubah label drive ini melalui menu Disk Management Option yang tersedia di Windows, namun hal ini tidak lazim dan tidak dianjurkan. Semoga artikel ini bermanfaat dan menambah wawasan Anda tentang sejarah komputer. Terima kasih telah membaca.